Isim Tafdhil dan Contohnya
Isim tafdhil adalah bentuk turunan dari fi'il/kata kerja yang menunjukkan dua hal yang sama-sama memiliki suatu sifat dan salah satunya melebihi sifat yang lain. Contohnya ketika kita mengatakan "زَيْدٌ أَجملُ من خَلِيْل" yang artinya Zaid lebih tampan daripada Kholil, maka itu artinya Zaid dan Kholil sama-sama tampan akan tetapi ketampanan Zaid melebihi ketampanan Kholil.
Sumber:
Wazan Isim Tafdhil dan Derivasinya
Isim tafdhil diturunkan pada wazan أَفْعَلُ untuk mudzakkar dan wazan فُعْلَى untuk muannats. Contoh: خَلِيْل أَكْبَرُ الرِّجَال (Kholil adalah laki-laki yang paling besar), kemudian هِنْدٌ كُبْرَى النساء (Hindun adalah perempuan yang paling besar).
Syarat fi'il yang akan diturunkan menjadi isim tafdhil pada wazan ini, syarat yang paling penting yaitu:
- Berupa fi'il tsulatsy, artinya fi'il tersebut berupa fi'il yang huruf asalnya ada tiga huruf dan tidak mengalami penambahan apapun. Contoh استفهم adalah bukanlah fi'il tsulatsy karena hurufnya lebih dari tiga maka استفهم tidak bisa diturunkan menjadi isim tafdhil (أَفْعَلُ/فُعْلَى).
- Berupa fi'il yang sempurna, artinya fi'il tersebut adalah sempurna huruf-hurufnya dan tidak mengalami pengurangan. Maka isim tafdhil tidak bisa diturunkan dari fi'il-fi'il naqish seperti كان dan saudara-saudaranya.
- Berupa fi'il muttasharif, artinya fi'il tersebut harus merupakan fi'il yang bisa ditashrif. Maka isim tafdhil tidak boleh berasal dari fi'il jamid yang hanya memiliki satu bentuk, contohnya: بِئْسَ dan لَيْسَ.
- Fi'il tersebut berupa fi'il yang maknanya bisa menerima perbandingan dan ketidaksetaraan. Maka fi'il-fi'il yang tidak bisa menerima itu tidak bisa diturunkan menjadi isim tafdhil contohnya seperti مَاتَ yang berarti mati, fi'il tersebut tidak bisa diperbandingkan.
- Bukan berupa sifat yang berwazan أفعل yang muannatsnya فَعْلَاَء. Maka kata-kata seperti أحمر dan حمراء tidak bisa diturunkan menjadi isim tafdhil.
Pencocokan Isim Tafdhil dengan yang disifatinya
Isim tafdhil dari segi kecocokan atau tidaknya dengan yang disifatinya terdapat tiga keadaan, yaitu:
- Wajib cocok (dari segi mufrad, muannats, jamaknya; mudzakkar dan muannatsnya serta ma'rifat dan nakirahnya) yaitu ketika dima'rifatkan dengan ال. Contoh:
هذا هو الرجل الأفضل
هذه هي المرأة الفضلى
هؤلاء هم الرجال الأفاضل
- Boleh cocok boleh juga tidak yaitu ketika dimudhafkan kepada isim ma'rifat. Contoh:
مريم أفضل النساء
:boleh juga seperti ini
مريم فضلى النساء
- Tidak boleh cocok, tidak perlu cocok dari segi mufrod, mudzakkar serta nakirahnya (artinya harus menggunakan bentuk أفعل) yaitu ketika dimudhafkan kepada isim nakirah, contoh: الماء أرخص موجود atau ketika kosong dari ال dan idhafah. Contoh: الأمهات أرحم من الآباء.
mantap
BalasHapus