Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanda-tanda Kalimah Isim

Tanda-tanda Kalimah Isim

    Sebelumnya saya sudah membahas “Macam-macam Kalimah (Isim Fi’il dan Harf)”, pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai tanda-tanda atau ciri-ciri kalimah isim. Seperti yang telah kita ketahui bahwa isim yaitu kalimah yang mempunyai makna dan tidak terikat waktu. Kalimah isim memiliki ciri-ciri khusus yang jika salah satu ciri-ciri itu ada pada sebuah kata maka dapat dipastikan bahwa kata itu dikategorikan sebagai isim (bukan fi’il dan bukan harf). Lalu apa saja ciri-ciri kalimah isim tersebut?

    Ciri-ciri kalimah Isim


    Kalimah isim dapat diketahui apabila terdapat salah satu tanda berikut:

    1. Berakhiran tanwin

    Apabila sebuah kata dibaca tanwin huruf akhirnya maka dapat diketahui bahwa kata tersebut adalah isim karena tanwin hanya masuk pada isim dan tidak masuk pada fi’il maupun harf.

    Contoh:

    قَلَمٌ

    مَسْجِدٌ

    بَيْتٌ

    Sekarang coba tentukan kata “ذَهَبٌ” itu isim atau fi’il? (jawab: isim). Ya benar dzahabun adalah isim karena berakhiran tanwin. dzahabun berarti emas, sedangkan dzahaba adalah fi’il yang berarti pergi.

    2. Berawalan alif lam (ال)

    Kemudian ciri kalimah isim yang berikutnya adalah adanya alif lam di awal kata. Contoh: الشمس, الأرض, المسجد, المدرسة, dll.

    3. Didahului harfu jar

    Harfu jar adalah kalimah harf yang apabila menyertai sebuah kata maka kata tersebut dibaca jar (kasrah). Harfu jar ini bisa kita samakan dengan preposisi atau kata depan kalau dalam bahasa Indonesia. Huruf jar antara lain:

    مِنْ (dari),إِلَى (Ke), عَنْ (Dari), عَلَى (Di atas), فِى (Di dalam) , رُبَّ (Banyak/sedikit), بِ (Dengan), كَ (Seperti),لِ (Kepunyaan).

    Contoh kalimah isim yang dapat di dahului harf jar:

    فِيْ المَسْجِدِ (fii almasjidi / dibaca fiil masjidi) = di masjid.

    4. Dibaca jar (huruf akhirnya dibaca kasrah)

    Apabila sebuah kata dibaca kasrah huruf akhirnya maka dapat diketahui bahwa kata tersebut dikategorikan sebagai isim. Sama seperti pada poin tiga di atas. Namun perlu diketahui bahwa penyebab sebuah kata dibaca jar bukan hanya disebabkan oleh adanya harf jar tetapi bisa juga karena disebabkan oleh idhafah (penyandaran). Contoh: سُورَةُ الفَاتِحَهِ (surat alfatihah).

    Perlu diketahui juga bahwa dibaca jar bukan hanya dibaca kasrah tetapi untuk mempermudah pemahaman pada pembahasan kali ini kita anggap saja dibaca jar adalah dibaca kasrah. Untuk penjelasannya lebih rinci bisa kita bahas pada kesempatan lain.
Itulah beberapa ciri-ciri kalimah isim yang perlu kita ketahui. Demikianlah pembahasan kali ini. Apabila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan di kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Tanda-tanda Kalimah Isim"